PENYAIR I

PENYAIR I Ribuan kata tersusun kenapa berseakan membawa kutukan sepi? Dalam nyata penyair menulis puisi kehidupannya pada sebuah piring retak Dan ditaruhnya airmata bulan yang tak lagi kuasa tersenyum menahan duka Petang ke pagi di sela ribuan bukit kata berharap merpati terbang membawa doa sampai ke Dewata Tapi, iakah masih ada cahya dalam nurani yang masih menghikmati puisi, hingga dalam nyata penyair tak lagi kembali menulis duka hidup pada piring retak (lifespirit, 22 Agustus 2012)

SUKHOI

SUKHOI Maka, seperti jamur tumbuh di musim hujan Kecelakaan itu menjadikan gunung salak layaknya artis Dirias bak selebritis Dibedaki pakai pupur mistis Dilipstik dengan bumbu politis Disemprot parfum silang sengkarut, opini Dipercantik dengan baju-baju opera, media Halnya rakyat; aku juga Duka sebatas duka Lupa doa Korban shukoi itu kita Pasti pulang juga, walau Melalui jalan yang berbeda (Lifespirit, 15 Mei 2012)

KENDALI MASA LALU


Foto buah karya sahabatku HERMAN MORISON


KENDALI MASA LALU


Hari-hari kapal kosong
Di langit camar kesepian
Ribuan mil gelombang menyanyi panjang
Malam, menatap harapan terbang dibawa peri bulan

Oh, betapa dalam, memang menyakitkan
Berlabuh perahu, angin tidak berhenti
Berlayar lebih, dan lebih jauh lagi, rindu rumah menyengat
Di kering yang parah,melihat ke belakang, mencari putih buih
Bulan purnama penuh tetap mengundang haus

Agar tak tertelan gelombang, maka tenangkan pikiran
Hadapi samar dan nyata, kemudian pisahkan


(Imron Tohari, lifespirit 1 April 2012)

SEBELUM ENGKAU MEMAHAMI


Foto karya Herman Morison

SEBELUM ENGKAU MEMAHAMI


sebelum engkau memahami
tentang keterlibatan yang dikenal sebagai kekasih
aku ingin membawamu ke akhir baris
memastikan pertautan yang baik
adalah proses terakhir dari benang-benang kerinduan
menjadi tenun kain

aku mencintaimu, sungguh
o, betapa bahagia
jika aku menjadikanmu paham

(lifespirit,30 March 2012)

BAIT-BAIT MATAHARI


Foto buah karya sahabatku Surya Almada Syahlani

BAIT-BAIT MATAHARI


Sebelum cinta mendapati suatu ujian
tidak akan pernah beranjak dari pikiran,tentang
memahami kesetiaan cinta
bukan semata adalah keberadaan fisik yang senantiasa mengada

Duhai wahai kekasih
adalah kesetiaan cintaku, aku biarkan lepas tapi menyemesta
lalu menelusup di kedalaman rasa walau hanya dalam rupa isyarat
seperti halnya saat kesedihanmu merupa hujan menderas
ialah matahari yang melukis bianglala itu, kesetiaanku

Dan adalah perihal tidak mudah memahami kesetiaan, pertarungan batiniah
perasaan dan pikiran yang saling meneggelamkan ke dalam diri sendiri
yang berseakan menanggung kutukan mahadaya cinta

Duhai wahai kekasih, jikalau murungmu itu rupa dari malam
bulan sabit yang engkau lihat adalah kesedihan, matahari
dalam ketidaksempurnaan pantulkan cahaya pada bulan
adalah luka, menjadi isyarat suara-suara tangis
dalam debar tak bersuara, kesetiaan cinta
adanya ketidak setiaan keadaan

O,kekasihku , manakala engkau berfikir
kesetiaan cinta adalah penantian dari kerinduan hati
pada gejolak asmara adakalanya aku merasa
malam membaca bait-bait matahari
di cahaya purnama

(Imron Tohari, lifespirit 15 March 2012)

MENJAGA ADIK


Foto berjudul "Menjaga Adik" karya Adhi Prayoga

MENJAGA ADIK


Dari sekian orang di luar garis kesejahteraan
Menatapmu, oh adikku, hatiku teriris
Ingat biaya-biaya akan naik
Bahan bakar
Listrik
Pendidikkan
Bahkan bahan-bahan pokok di pasar keluar taring
Dan engkau adikku, tetap tak mengerti apa-apa

Adikku, jangan tatap aku seperti itu
Apalagi merengek mencari bapak dan emak

Jika airmata ini cukup untuk menjagamu
Oh adikku, akan aku luahkan tangis
Membasuh luka yang mengancam cerlang matamu

(Imron Tohari, lifespirit 2012 )

DI EMPER TOKO


FOTO KARYA ADHI PRAYOGA

DI EMPER TOKO


Bersandar mak tua, tak peduli lalu lalang di jalan
Apalagi ngomongi Malinda Dee yang di ganjar delapan tahun
Mungkin ianya juga lebih tak peduli
Jikalau pak Sby bilang, Indonesia bebas korupsi

“Mak, lima belas ribu kita dapat hari ini, tapi
BBM dan tarif listrik katanya akan naik, pasti
sembako tentunya naik juga, mak ” suara anak kecil di sebelahnya

---Sudahlah nak gak usah didenger, toh percuma saja

”Terus yang mesti kita denger apa,mak ?”

---Ya suara perut kita,nak
Jawab mak tua enteng

_____________________________________
@ lifespirit 2008,2010, rev Maret 2012